kripto di atas 5% dari total portofolio sudah dianggap agresif karena fluktuasi harganya yang sulit diprediksi. Tapi di sisi lain, Forbes mencatat bahwa kripto bisa berfungsi sebagai hedge terhadap inflasi, terutama di negara dengan mata uang tidak stabil. Dampak positifnya: **D Diversifikasi: ... wajar—skip, jangan dipaksa. Tools kayak TradingView bisa bantu automasi ini. Ketiga, diversifikasi otomatis. Alih-alih mikir "Aduh, kok si X lagi naik ya?", lebih baik set up portofolio rebalancing rutin. Contoh: 60% saham, 30% obligasi, 10% kripto. Tiap 6 bulan, otomatis jual yang
Indonesia mengatur produk ini secara ketat. Reksa Dana Pasar Uang – Investasi kolektif di instrumen utang jangka pendek seperti SBN atau deposito bank. Cocok buat yang mau diversifikasi otomatis. OJK menjelaskan reksa dana termasuk kategori rendah risiko. Surat Berharga Negara (SBR/SUN) ... (misal: reksa dana tanpa biaya pembelian). Selalu cek peringkat risiko di prospektus produk. Alokasikan maksimal 30% portofolio untuk instrumen likuid agar tetap seimbang. Kalau bingung mulai dari mana, coba fitur "robo-advisor" di platform investasi seperti Bibit atau Bareksa yang bisa
pemula: Diversifikasi Portofolio: Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Investasikan dalam beberapa cryptocurrency yang berbeda untuk mengurangi risiko. Dengan cara ini, jika satu aset mengalami penurunan, aset lainnya mungkin tetap stabil atau bahkan meningkat. Investasi Jangka Panjang: ... kenyataan. Untuk informasi lebih lanjut tentang memilih cryptocurrency, Anda dapat merujuk ke CryptoSlate. Mengelola Portofolio Crypto Anda Setelah Anda mulai berinvestasi, penting untuk mengelola portofolio Anda dengan bijak. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk memastikan